Sabtu, 06 Desember 2008

Hindari Bayi dari Derita Alergi

Alergi Makanan Bisa Timbulkan Sesak Nafas
*Cermati Makanan Penyebab Alergi

SEMUA orang tentu menginginkan tubuh yang sehat, namun untuk medapatkan semua itu, kita dituntut untuk dapat menjaga kondisi badan dengan baik, karena harus dimulai sejak dini. Termasuk mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna, senantiasa menjaga kebersihan, apalagi bagi anda maupun keluarga yang kebetulan memiliki penyakit alergi.

Nah dirubrik kali ini, saya mencoba mengajak anda lebih jauh mengenal penyebab, gejala, bahaya dan bagaimana mengantisipasi diri untuk menghindari agar jangan sampai menderita alergi akibat salah mengkonsumsi makanan. Yuk kita simak bersama-sama penelusuran pentingnya menjaga kesehatan tubuh bersama salah seorang dokter Rumah Sakit Elizabeth Dr Asteria SpA.

Pada kehidupan sehari-hari, istilah "alergi makanan" kerap digunakan oleh masyarakat awam yakni untuk menggambarkan semua reaksi yang tidak normal dan tidak diinginkan, yang terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu.

Dr Asteria menerangkan, kita dapat mengetahui seseorang itu mengalami alergi makanan, setelah melihat gejala pada si penderita seperti, kulit terasa gatal-gatal dan biasanya ditandai dengan bentol-bentol besar di sekitar atau seluruh tubuh, bengkak di bibir atau mata, tenggorokan terasa gatal, nyeri perut, muntah, hingga mengalami diare, hidung tersumbat, hidung meler. Bahkan gejala yang berat seperti sesak napas (asma) dapat juga timbul.

Makanan yang sering menimbulkan alergi adalah susu sapi, telur, kacang-kacangan, kedelai, makanan seafood (kepitin, lobster, udang, cumi), serta gandum. Alergi telur cukup sering didapatkan terutama pada anak penderita dermatitis atopik (radang kulit karena alergi). Putih telur dianggap lebih alergenik (lebih mudah menimbulkan reaksi alergi) dibandingkan dengan kuning telur.

Jikalau anda merasakan alergi karena mengkonsumsi satu atau lebih makanan di atas, maka dapat dipastikan anda memiliki alergi terhadap makananan tersebut. "Apabila kita sudah mengetahui makanan apa yang menyebabkan kita menderita misalkan gatal-gatal. Makanan tersebut segera dihindari, minimal menjaga jarak. Karena bukan tidak mungkin hal ini akan mengundang selera makan, eh.. malah kepingin ngarasakan. Kan repot jadinya," jelas Dr Asteria.

Ditambahkannya, diagnosis alergi makanan ditegakkan dengan mengamati hubungan antara makanan dengan timbulnya reaksi alergi. Karena itu, riwayat terjadinya alergi amat penting untuk diingat. Yang harus anda garis bawahi, Anda harus benar-benar mengingat makanan apa saja yang dimakan waktu itu, hal ini jangan sampai termakan.

Selain makanan, alergi juga dapat disebabkan oleh faktor lingkungan seperti, sinar matahari, debu rumah, asap kendaraan bermotor maupun pabrik, bahkan kutu binatang kesayangan Andapun dapat menyebebkan terjadi alergi.(hdr)



Pentingnya ASI Bagi Sang Buah Hatibayi
* ASI, sumber makanan terbaik dan antibiotik pertama yang melindungi bayi
* Hati-hati bahaya alergi susu sapi terhadap bayi

Bagi anda yang akan memiliki si buah hati apalagi calon si kecil adalah buah hati pertama anda, tentu secara keibuan apapun akan ada lakukan demi melindunginya. Termasuk satu hal, anda sebagai seorang ibu harus siap memberi suplemen dan vitamin terbaik untuknya dengan cara memberikan Air Susu Ibu (ASI) kepadanya.

Demikian dalamnya hubungan seorang anak dan ibu yang melahirkannya, hingga tak ada satupun makanan yang dapat menggantikan ASI seorang ibu. Nah jika Anda seorang tergolong ibu yang tega tidak memberikan ASI kepada sang buah hati, sebaiknya anda harus berfikir dua kali. Karena tanpa Anda ketahui, seiring usianya bertambah, pertumbuhan fisik yang dialaminya tidak seratus persen sama seperti anak yang mendapat konsumsi ASI. Disisi lain, ASI yang diberikan oleh seorang ibu kepada buah hatinya tentu akan memberikan hubungan kedekatan yang luar biasa.

Bagi anak-anak tertentu, pemberian susu formula yang berbahan dasar susu sapi kerap menimbulkan masalah alergi makanan, yang disebut dengan alergi susu. Oleh karena itu, bagi penderita alergi susu sapi harus diupayakan pemberian ASI dengan sumber alami dari seorang ibu, agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi dan proses tumbuh kembang tetap berjalan dengan baik.

Sampai saat ini, pengobatan yang efektif untuk alergi makanan adalah dengan mengeliminasi makanan tersebut. Jika memang anak Anda menderita alergi susu sapi, tentunya ia harus dihindarkan dari bahan makanan yang mengandung protein susu sapi. Kendati demikian, susu sapi merupakan sumber vitamin bagi tubuh. Tetapi yang harus digaris bawahi, sebaiknya susu diberikan untuk mereka yang sudah berusia diatas dua tahun.

Dokter Spesialis Anak RS ST Elisabeth dr Asteria SpA mengungkapkan, sebaiknya dalam pemberian susu kepada sang buah hati minimal dilakukan selama usia 0-6 bulan. Namun lama waktu pemberian ASI dianjurkan hingga sang bayi berusia dua tahun."Hal ini dilakukan, karena tak ada satupun jenis makanan yang dapat menggantikan peran sekalifus porsi ASI untuk menunjang pertumbuhan bayi. Apalagi jika si bayi diklaim mengidapi alergi terhadap susu sapi, langkah paling tepat untuknya yaitu dengan memberikan ASI," terang Dr Asteria.

Adapun gejala alergi susu sapi dapat timbul di kulit (eksim/dermatitis atopi, urtikaria), saluran cerna (muntah, kembung, kolik, diare, tinja berdarah) dan saluran nafas (asma, batuk, pilek). Pada umumnya gejala dan tanda yang ditimbulkan akibat alergi susu sapi dibagi atas reaksi cepat yaitu dalam 45 menit setelah paparan, berupa: erupsi pada kulit, bersin-bersin, batuk, hidung berair, ngorok. Sedangkan untuk reaksi lambat (terjadi dalam 20 jam) setelah paparan berupa diare, pucat, muntah. Reaksi sangat lambat (setelah 20 jam) berupa diare, dan gejala gangguan pernafasan.

Dikatakan dr Asteria, apabila seorang anak menderita alergi susu sapi, maka hal terpenting dilakukan dengan menghindari susu sapi dan produknya. "Pemberian ASI merupakan cara terbaik untuk menghindari alergi susu sapi. Pemberian ASI eksklusif merupakan upaya pencegahan sedini mungkin. Pengenalan susu sapi setelah 6 bulan akan mengurangi kejadian alergi susu sapi pada bayi," ungkapnya.

Namun bagi bayi yang memang benar-benar tidak memiliki ibu, baik karena meninggal maupun ditinggal pergi. Sebaiknya bayi yang tidak disusui (ASI) dianjurkan mengkonsumsi susu formula hipoalergenik formula untuk pencegahan terutama usia bayi di bawah 6 bulan.Bila dicurigai alergi terhadap susu sapi bisa menggunakan susu protein hidrolisat. Penggunaan susu soya harus tetap diwaspadai karena 30 - 50% bayi masih mengalami alergi terhadap soya.

Bagi Anda yang menginginkan bayi dalam kondisi yang sehat, rasanya bukanlah hal yang sulit untuk tetap memberikan makanan terbaik ASI pada sabg buah hati. Selain itu, dari segi ekonomi, pembelian susu terbilang cukup mahal. Nah kalau ada pilihan seperti ini, tentu kita akan memilih yang terbaik bagi kesehatan buah hati tercinta.(hdr)


Tips-tips Hindari Bayi dari Alergi

Sebagai kaum ibu, tentu menginginkan bayi dalam kondisi sehat, sehingga pertumbuhan bayi dapat berjalan normal sebagai mana mestinya. Dibawah ini, ada beberapa Tips yang perlu diperhatikan agar sang buah hati terhindar dari keluhan alergi yang lebih berat dan berkepanjangan dikemudian hari :

1. Hindari atau minimalkan penyebab alergi sejak dalam kandungan, dalam hal ini oleh ibu. Bila ibu hamil didapatkan gerakan atau tendangan janin yang keras dan berlebihan pada kandungan disertai gerakan denyutan keras (hiccups/cegukan) terutama malam atau pagi hari, maka sebaiknya ibu harus mulai menghindari penyebab alergi sedini mungkin. Committes on Nutrition AAP menganjurkan elinasi diet jenis kacang-kacangan untuk pencegahan alergi sejak dalam kehamilan.

2. Pemberian makanan padat dini dapat meningkatkan resiko timbulnya alergi. Bayi yang mendapat makanan pada usia 6 bulan mempunyai angka kejadian dermatitis alergi yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mulai mendapat makanan tambahan pada usia 3 bulan.

3. Hindari paparan debu di lingkungan seperti pemakaian karpet, korden tebal, kasur kapuk, tumpukan baju atau buku. Hindari pencetus binatang (bulu binatang piaraan kucing dsb, kecoak, tungau pada kasur kapuk).

4. Tunda pemberian makanan penyebab alergi, seperti ayam di atas 1 tahun, telor, kacang tanah di atas usia 2 tahun dan ikan laut di atas usia 3 tahun.

5. Saat membeli makanan, usahakan untuk mengetahui komposisi makanan atau membaca label komposisi di produk makanan tersebut, apakah terdapat kandungan makanan yang membuat si buah hati mengalami alergi.

6. Penting diketahui, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat mencegah resiko alergi pada bayi . Saat bayi diberikan ASI, ibu juga harus menghindari makanan penyebab alergi. Karena makanan yang dikonsumsi oleh ibu dapat masuk ke bayi melalui ASI. Terutama kacang-kacangan, dan pertimbangkan untuk menunda mengonsumsi telur, susu sapi dan ikan. Meskipun masih terdapat beberapa penelitian yang bertolak belakang tentang hal ini.

7. Jika ibu tidak memungkinkan memberikan ASI, maka bayi dapat diberikan susu hipoalergenik formula untuk pencegahan terutama usia di bawah 6 bulan. Bila dicurigai alergi terhadap susu sapi, bisa menggunakan susu protein hidrolisat. Penggunaan susu soya harus tetap diwaspadai karena 30 - 50 persen bayi masih mengalami alergi terhadap soya.(hdr)



Resiko alergi pada bayi yang memiliki riwayat keluarga dengan alergi

1. Kedua orangtua tidak memiliki riwayat alergi:
5-15 persen berisiko terkena alergi

2. Satu orang saudara sekandung terkena alergi:
25-35 persen berisiko terkena alergi

3. Salah seorang orangtua memiliki riwayat alergi:
20-40 persen berisiko terkena alergi

4. Kedua orangtua memiliki riwayat alergi:
40-60 persen berisiko terkena alergi

5. Bila kedua orangtua memiliki manifestasi yang sama:
50-80 persen berisiko terkena alergi.(hdr)


Sumber: UKK Alergi - Imunologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

1 komentar:

hendrayudha mengatakan...

wah,, kasihan kalo memang ada ibu yang tega menyia-nyiakan buah hatinya..